Oleh: Alja Yusnadi
Pembalan Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi masih kompetitif di arena pacu. Padahal, usianya sudah tidak muda lagi, memasuki 42 tahun. Rossi menjadi pembalap tertua di ajang Moto GP 2020.
Pun Demikian, mantan juara dunia ini masih mampu menunjukkan performa yang tidak kalah apik dari pembalap muda. Di klasemen sementara, Rossi berada di uturan ke enam dengan koleksi 58 poin, terpaut 18 poin dari pemuncak klasemen A. Dovizioso.
Moto GP tahun ini memang penuh kejutan. Tidak ada dominasi satu pembalap. Sudah ada 12 pembalap yang merasakan podium, dan 5 pembalap peraih juara dari 6 seri yang sudah dilakukan. Itu artinya, hanya 1 pembalap yang sudah merasakan 2 kali juara, yaitu Fabio Quartararo.
Setelah Mark Marquez absen karena cidera, para pembalap muda jebolan Moto2 lebih leluasa menunjukkan kemampuannya. Sebut saja seperti Brad Binder, Miguel Oliveira, Fabio Quartararo, ketiganya sudah pernah merasakan podium pertama.
Rossi, baru mampu meraih satu kali podium, itupun urutan ketiga. Rossi meraihnya pada seri balapan Grand Prix Andalusia. Sisanya, Rossi hanya mengumpulkam point dari luar podium.
Sebenarnya, peluang besar Rossi untuk podium terbuka lebar di MotoGP San Marino, Italia, Minggu (13/9). Sampai lap ke 13, Rossi bertahan di posisi kedua, dibawah bayang-bayang knalpot Franco Morbidelli, yang tidak lain dan tidak bukan adalah jebolan akademi milik Rossi.
Setelah itu, posisi Rossi di salip oleh anak didiknya yang lain: Francesco Bagnaia yang membela Ducati.
Menjelang finish, Rossi kembali di salip oleh Joan Mir dari Suzuki. Jadilah Rossi mengakhiri balapan diposisi ke empat.
Kali ini, Rossi dua kali disalip oleh pembalap muda. Pembalap dengan nomor 46 itu boleh saja tidak podium atau juara. Namun, dua orang anak didiknya mampu meraih podium pertama dan kedua.
Begitulah pesona Rossi. Saya membayangkan, bagaimana MotoGP tanpa Rossi. Apakah industri balap motor besar itu akan semenarik ini? Yang jelas, saat ini, kehadiran Rossi menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta MotoGP.
Setidaknya, saat ini, ada tiga hal yang dimiliki pembalap asal Italia ini. Pertama, kemampuan balap. Siapa yang menyangkal prestasi Rossi di arena balap. Pria kelahiran 16 Februari 1979 ini sudah mengoleksi 7 kali juara dunia di kelas utama dan satu kali untuk juara di kelas 125 cc dan 250 cc.
Kedua, Rossi memiliki pendukung setia. Jika Anda melihat penonton memakai atribut berwarna kuning dengan tulisan 46 sudah bisa ditebak, itu adalah pendukung Rossi. Padahal, Rossi sudah lama tidak juara, bahkan pada Moto GP 2019, The Doctor hanya mampu dua kali meraih podium. Namun, tidak mengurangi semangat The Yellow untuk mendukung Rossi.
Ketiga, Rossi menjadi mentor. Untuk mengasuh dan mengasah kemampuan balap anak-anak Italia, Rossi mendirikan akademi VR46 Riders Academy. Bukan alang-kepalang, jebolan akademi itu sudah mulai unjuk gigi di Moto3, Moto2 dan MotoGP.
Franco Morbidelli dan Francesco Bragnaia naik ke MotoGP setelah menjuarai Moto2. Masing-masing pada tahun 2017 dan 2018. Selain Morbidelli dan Bragnaia, masih ada sederet pembalap lain yang mengasah kemampuan di akademi milik Rossi.
Ada nama Luca Marini, Marco Bezzecchi, Andrea Migno yang sekarang mebela Sky Racing VR46, klub milik Rossi di ajang Moto2. Ada juga nama Stefano Manzi yang bernaung di bawah bendera MV Agusta Forward Racing.
Di ajang Moto3, juga ada nama Celestino Vietty yang bergabung bersama Sky Racing VR46 dan Niccolo Antonelli yang membela SIC58 Squadra Cose.
Rossi telah mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk berkiprah diindustri MotoGP. Sejarah telah menabalkan nama Rossi sebagai legenda hidup MotoGP.
Karirnya sebagai pembalap bisa saja berakhir dalam beberapa tahun ke depan. Namun, melihat bakat yang dihasilkan anak didiknya, bukan tidak mungkin nama Rossi akan tetap terus berkibar bersama timnya. Bisa saja, ke depan, Sky Racing VR46 akan hadir di kelas utama.
Begitulah, setiap orang memiliki jalan hidup masing-masing. Dan, Rossi telah memilih jalan MotoGP. Kita? Silahkan menjadi Rossi dalam dunia yang lain: Politisi, penulis, Pengusaha, atau…? isi sendiri…