Oleh: Alja Yusnadi
Amerika dan China kembali bersiteru. Beberapa hari yang lalu, Amerika meminta Beijing menutup kantor konsulatnya di Houston, Texas.
Selain di Texas, China memiliki 4 Konsulat di Amerika yang tersebar di: New York, Chicago, San Francisco, dan Kedutaan Besar China di Washington DC.
Dari kelima konsulat itu, Amerika meminta China menutup konsulat yang di Texas.
Menurut Presiden Trump yang di rilis beberapa media, petugas pemadam kebakaran mendapat laporan adanya asap yang berasal dari konsulat China. Bahkan pihak Amerika mengkalim mengetahui dokumen apa yang dibakar di kantor konsulat China itu.
China menepis tuduhan itu. Jubir Pemerintah China mengatakan pembakaran dokumen yang tidak mungkin di bawa serta adalah protap standar.
Bahkan, China menyebut menerima ancaman bom di kantor konsulatnya yang lain. China menganggap pemerintah Amerika segaja menghasut warganya.
Apa yang terjadi dalam beberapa hari ini bagaikan serial drama perseteruan Amerika dan China.
Sebelumnya, Amerika juga menuduh Chinalah yang menyebarkan Korona. Saya kira keputusan Amerika menutup kantor perwakilan kesehatan di Beijing adalah keliru.
Tidak sampai setahun setelah penutupan itu, Corona muncul di Wuhan, dan Amerika tidak dapat memonitor.
Hasilnya, angka penyebaran Corona terus bertambah di Amerika. Trump kesulitan mengantisipasi yang angkanya mencapai 50.000 per hari.
Dan, mungkin karena faktor ini elektabilitas Trump susah untuk naik menjelang Pilpres.
Amerika dan China bagaikan Tom and Jerry, tidak pernah akur dan tidak pernah pula benar-benar perang.
Kedua negara ini kerap menjadi backing negara ketiga. Misalnya, dalam konflik Syiria, Amerika menyokong pemberontak dan China menyokong Presiden.
Bagi kedua negara ini di mana ada perang di situ pula pintu rezeki terbuka lebar. Mereka berdiri di atas penderitaan negara ketiga.
Akhir-akhir ini, dominasi Amerika sudah diimbangi oleh China, bahkan untuk beberapahal justru China lebih maju.
Trump menuduh China melakukan aksi spionase di Amerika. Beijing merespon. Menurut Pemerintah China, Trump sengaja melakukan aksi provokasi dan harus segera menghentikannya untuk hubungan baik kedua negara.
Kalau Amerika tidak menuruti permintaan China untuk membatalkan penutupan kantor konsulat, China akan membalasnya untuk menutup kantor konsulat Amerika di China.
Pertarungan kedua negara adidaya dan adikuasa ini dapat mengganggu stabilitas global. Amerika memiliki sekutu yang kuat. China pun demikian.
Ada baiknya, Amerika dan China menjalankan misinya secara bersama-sama. Walapun, idiologi Kapitalisme tidak pernah bersatu dengan Komunisme.
Tapi mana ada yang menjalankannya dengan sempurna. Masih ada ruang dialog yang bisa mempertemukan kepentingan kedua negara itu. yang penting, jangan sampai kerjasama dalam bentuk menjajah negara ketiga…[]