Oleh: Alja Yusnadi
Bagi kebanyakan orang, Korona ini membuat ruang gerak dan ekspresi terbatas. Mau kemana saja harus berfikir seribu kali.
Tapi bagi orang-orang kreatif seperti Deddy Corbuzier, Korona tidak membuat pria berkepala pelontos ini berhenti berkarya.
Deddy—mantan pesulap—itu justru mendapat penghargaan dari Youtube atas keberhasilan mendapat 10 juta subcribers. Youtube mengganjarnya dengan penghargaan Diamond Play Button. Itu dia dapatkan di tengah pandemi.
Youtube dalam skema bisnisnya memberikan penghargaan kepada Youtuber dalam berbagai tingkatan: Silver Play Button diberikan untuk youtuber dengan 100.000 subcribers, Gold Play Button untuk Youtuber dengan 1 Juta cubcribers, Diamond Play Button untuk Youtuber dengan 10 Juta subcribers, Custom Play Button untuk Youtuber dengan 50 Juta subcribers.
Tidak mudah sampai pada level penghargaan itu. awal mulanya, setiap orang yang ingin menjadi Youtuber harus membuat akun. Kemudian membuat konten.
Jika konten bagus dan menarik, hal ini lah yang menjadi alasan bagi Youtuber lain untuk menonton dan mensubcribe.
Deddy Corbuzier merupakan salah satu akun Youtube yang sudah mencapai 10 Juta subcribers. Deddy mengisi akunnya dengan bincang-bincang. Tentu bincang-bincang Deddy dengan tamu atau narasumber.
Tamu itu dari berbagai profesi: artis, politisi, pejabat publik, hingga menteri.
Deddy tidak mau menyebut bincang-bincangnya itu sebagai wawancara atau interview. Dia sangat menghindari penggunaan kedua istilah itu, dan lebih senang menyebut programnya sebagai bincang-bincang.
Bisa jadi, Deddy belajar dari pengalamannya selama menjadi pembawa acara di salah satu stasiun televisi swasta.
Bagi Dedy, setiap tamu yang datang ke studionya merupakan orang penting. Dia mengumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang tamunya sebelum diajak berbincang.
Dia mengulik apa saja yang dianggap penting diketahui publik dari tamunya. Ada yang eplorasi kisah hidup, kebijakan sampai hal kontoversial. Ada juga narasumber yang memanfaatkan bincang-bincang ini untuk memberikan klarifikasi.
Seperti Agnes Monica soal statement nya bukan Indonesia. Dia berbicara panjang lebar kepada Deddy. Menjelaskan duduk persoalan dari penrnyatannya itu. saya yakin, publik yang menonton bincang-bincang itu menarik kembali kebenciannya kepada Agnes.
Kisah serupa juga terjadi saat Menteri Kelautan dan Perikanan perihal eksport bibit Lobster.
Saya menemukan hal baru dalam metode “interviews” ala Deddy Corbuzier. Sebagai tuan rumah, Deddy berupaya agar narasumber tidak merasa terintimidasi, membuatnya senyaman mungkin.
Tidak jarang, Deddy ikut menjelaskan tentang dirinya untuk memancing narasumber berbicara lebih panjang, lebih dalam. Dia juga menjawab setiap pertanyaan.
Hasilnya? Saya perhatikan Deddy selalu berhasil mendapatkan jawaban dari narasumber. Belum tentu narasumber yang sama menjawabnya pada acara yang lain yang konsepnya hampir sama.
Walau berbadan kekar, dalam bincang-bincang Dedy terus berupaya untuk terus tersenyum dan tertawa.
Dedy tidak menggunakan Bahasa baku. Tidak jarang kita mendengar dia memanggil “Bro”, “Lu” untuk lawan bicaranya dan memakai “Gua” dalam menyebut dirinya. Padahal, Deddy sedang berbincang dengan Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly.
Vidio podcast yang diposting di akun Youtube menjadi warna tersendiri. Menjawab kekurangan televisi yang terikat dengan durasi waktu. Setidaknya, itulah yang saya lihat dari akun Youtube Deddy Corbuzier.
Memang, dia bukan orang Indonesia pertama yang mendapat penghargaan dari Youtube untuk katagori Diamond Play Button.
Ada beberapa Youtuber Indonesia yang sudah lebih dulu menerima penghargaan itu, diantaranya Atta Halilintar dan beberapa orang saudaranya. Kemudian ada Ria Ricis, Baim Wong, Raffi Ahmad dan beberapa Youtuber lainnya.
Walaupun mendapat penghargaan tersebut belakangan, saya melihat Dedy Corbuzier mendapatkannya dengan kuwalitas maksimal: mendidik dan inspiratif.
Dengan mewawancarai banyak tokoh, Deddy menghadirkan kisah-kisah menarik dari cerita narasumbernya.
Prediksi saya, acara-acara seperti ini akan menjadi “warning” buat acara talkshow di televisi dan menuntut mereka untuk terus kreatif.
Apa yang telah dicapai Deddy Corbuzier tentu tidak serta merta, ada ikhtiar di situ. Walaupun tidak pernah “mengemis” subcribe, ternyata konten berkualitas yang dihadirkan Deddy mampu membuat 10 juta orang mensubcribe.
Kalau terus mempertahankan kuwalitas, bukan tidak mungkin, dalam waktu dekat Deddy Corbuzier akan memperoleh penghargaan Costum Play Button, semoga!…[]