• About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
Alja Yusnadi
  • Beranda
  • Tentang AY
  • Tentang Situs
  • Daftar Isi
    • CePAY
    • Desa AY
      • BUMDesa
      • Profil Desa
      • Tokoh Desa
    • Feature AY
    • Galery AY
    • Haba AY
    • Jak AY
    • Kolom AY
    • Mata AY
    • Rumeh AY
    • Sahabat AY
    • Wawancara AY
  • Kontak AY
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Tentang AY
  • Tentang Situs
  • Daftar Isi
    • CePAY
    • Desa AY
      • BUMDesa
      • Profil Desa
      • Tokoh Desa
    • Feature AY
    • Galery AY
    • Haba AY
    • Jak AY
    • Kolom AY
    • Mata AY
    • Rumeh AY
    • Sahabat AY
    • Wawancara AY
  • Kontak AY
No Result
View All Result
Alja Yusnadi
No Result
View All Result
Home Sahabat AY

BI: Total Factor Productivity Harus Naik untuk Capai Pertumbuhan 8 Persen

Alja Yusnadi by Alja Yusnadi
Maret 17, 2025
in Sahabat AY
0
BI: Total Factor Productivity Harus Naik untuk Capai Pertumbuhan 8 Persen

Ilustrasi (Sumber: disway.id)

0
SHARES
4
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu lalu, Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa agar pertumbuhan perekonomian Indonesia bisa mencapai angka 8 persen, kontribusi produktivitas atau Total Factor Productivity (TFP) harus meningkat rata-rata menjadi 3,61 persen dari hanya 1,37 persen pada periode 2025-2029.

Menurut Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, ini adalah tantangan besar karena sejarah pertumbuhan ekonomi Indonesia selama lima dekade terakhir, menunjukkan bahwa pertumbuhan sering kali lebih banyak didorong oleh ekspansi modal dan tenaga kerja daripada oleh peningkatan efisiensi dan inovasi.

“Indonesia telah menikmati pertumbuhan ekonomi yang stabil dalam beberapa dekade terakhir, dengan rata-rata pertumbuhan sekitar 5 persen per tahun,”ujar Achmad ketika dihubungi oleh Disway pada Sabtu 15 Maret 2025.

Namun, untuk mencapai 8 persen pada 2029, lanjut Achmad, pemerintah harus melakukan reformasi struktural besar-besaran guna meningkatkan produktivitas di semua sektor ekonomi.

“Tanpa dorongan signifikan terhadap TFP, target ini akan sulit dicapai, karena pertumbuhan berbasis ekspansi modal dan tenaga kerja saja tidak cukup untuk menopang laju ekonomi yang lebih cepat,” tambahnya.

Achmad juga menambahkan dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia belum pernah secara konsisten mencapai angka tersebut, kecuali dalam beberapa periode ketika didorong oleh faktor eksternal seperti booming komoditas.

“Jika kita melihat tren historis, mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam lima tahun ke depan adalah target yang sangat ambisius,” ucap Achmad.

Menurut Achmad, ada beberapa faktor penghambat yang menyebabkan target ini sulit dicapai.
Pertama, tren perlambatan produktivitas global juga mempengaruhi Indonesia.

Menurutnya, banyak negara menghadapi tantangan dalam meningkatkan efisiensi dan inovasi di tengah ketidakpastian ekonomi dunia.

Dalam hal ini, Indonesia tidak terkecuali, terutama dengan ketergantungannya pada komoditas dan industri berbasis tenaga kerja murah.

“Kedua, daya saing industri manufaktur Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand. Padahal, industri manufaktur adalah salah satu sektor yang dapat mendorong produktivitas tinggi dan meningkatkan nilai tambah dalam perekonomian,” jelas Achmad.

Dan yang ketiga adalah, investasi dalam riset dan pengembangan (R&D) masih sangat rendah.
Menurut Achmad, negara-negara yang berhasil meningkatkan produktivitas, seperti Korea Selatan dan China, berinvestasi besar-besaran dalam R&D dan inovasi teknologi.

Indonesia, sebaliknya, masih tertinggal dalam hal ini, baik dari segi anggaran negara maupun insentif bagi sektor swasta untuk melakukan inovasi.

“Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, target pertumbuhan ekonomi 8% pada 2029 hanya akan bisa tercapai jika pemerintah secara serius melakukan reformasi kebijakan yang berfokus pada peningkatan TFP,” tutup Achmad.

Previous Post

Gemerlap Danantara

Next Post

Tega, Pemkab Belum Bayar Jasa Non Kapitasi, Begini Kata Anggota DPRK Aceh Selatan

Alja Yusnadi

Alja Yusnadi

Related Posts

Dahlan Iskan (Sumber: Disway.id)
Sahabat AY

Gemerlap Danantara

Maret 17, 2025
Bayu Krisnamukthi
Sahabat AY

Tujuh Keajaiban Teknologi Pertanian

Juli 27, 2021
Bayu Krisnamukthi
Sahabat AY

“Yang Banyak Menderita”

Juli 1, 2021
Bayu Krisnamukthi
Sahabat AY

‘Alam Takambang Menjadi Guru’

Juni 12, 2021
Ilustrasi
Mata AY

Rokok dan Strategi Dadek

Februari 22, 2021
Next Post

Tega, Pemkab Belum Bayar Jasa Non Kapitasi, Begini Kata Anggota DPRK Aceh Selatan

Resen Postingan

Tega, Pemkab Belum Bayar Jasa Non Kapitasi, Begini Kata Anggota DPRK Aceh Selatan

Maret 26, 2025
BI: Total Factor Productivity Harus Naik untuk Capai Pertumbuhan 8 Persen

BI: Total Factor Productivity Harus Naik untuk Capai Pertumbuhan 8 Persen

Maret 17, 2025
Dahlan Iskan (Sumber: Disway.id)

Gemerlap Danantara

Maret 17, 2025
Kongres Luar Biasa

Kongres Luar Biasa

Maret 9, 2025
Bersama Pimpinan Partai Gerindra Aceh

Bersama Pimpinan Partai Gerindra Aceh

Maret 9, 2025
Bersama Mentri Kebudayaan

Bersama Mentri Kebudayaan

Maret 9, 2025
Alja Yusnadi

© 2024 Alja Yunadi - Rumah Menulis AY theme by Eza.

Navigate Site

  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Tentang AY
  • Tentang Situs
  • Daftar Isi
    • CePAY
    • Desa AY
      • BUMDesa
      • Profil Desa
      • Tokoh Desa
    • Feature AY
    • Galery AY
    • Haba AY
    • Jak AY
    • Kolom AY
    • Mata AY
    • Rumeh AY
    • Sahabat AY
    • Wawancara AY
  • Kontak AY

© 2024 Alja Yunadi - Rumah Menulis AY theme by Eza.