• About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
Alja Yusnadi
  • Beranda
  • Tentang AY
  • Tentang Situs
  • Daftar Isi
    • CePAY
    • Desa AY
      • BUMDesa
      • Profil Desa
      • Tokoh Desa
    • Feature AY
    • Galery AY
    • Haba AY
    • Jak AY
    • Kolom AY
    • Mata AY
    • Rumeh AY
    • Sahabat AY
    • Wawancara AY
  • Kontak AY
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Tentang AY
  • Tentang Situs
  • Daftar Isi
    • CePAY
    • Desa AY
      • BUMDesa
      • Profil Desa
      • Tokoh Desa
    • Feature AY
    • Galery AY
    • Haba AY
    • Jak AY
    • Kolom AY
    • Mata AY
    • Rumeh AY
    • Sahabat AY
    • Wawancara AY
  • Kontak AY
No Result
View All Result
Alja Yusnadi
No Result
View All Result
Home Mata AY

Presiden Jokowi, Jalan Tol dan Pemerintah Aceh

Alja Yusnadi by Alja Yusnadi
Agustus 26, 2020
in Mata AY
0
Peresmian Tol Sibanceh (AJNN)

Peresmian Tol Sibanceh (AJNN)

0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Alja Yusnadi

Kalau Presiden Jokowi ke Aceh, ada saja yang meledek saya. Bukan orang lain, kawan sendiri. Kali ini, kawan saya itu yang pada pilpres mendukung Prabowo, meledek saya,”Untuk apa tol di Aceh, itukan untuk orang yang sanggup bayar,” katanya.

Saya tidak marah dengan ledekan itu. Selain beda pilihan politik, saya juga mahfum, bahwa pembangunan itu memang ada plus-minusnya, lebih kurangnya. Saya tidak melihat kawan saya itu sebagai lawan. Apalagi Pilpres dan Pileg sudah selesai.

Lucunya, pada saat Pileg dia mendukung saya, di saat Pilpres dia mendukung Prabowo. Begitulah kenyataannya. Padahal, saya pendukung Jokowi. Menurutnya, dia mengikuti saya karena kawan. Dia tahu tindak-tanduk saya. Dia bukan orang partai, hanya sedikit melek politik.

Saya tidak memiliki informasi yang cukup mengenai pembangunan jalan tol itu. Saya jelaskan ala kadarnya kepada kawan saya itu. Kalau tidak salah, pembangunan jalan tol dibiayai oleh swasta, Pemerintah membebaskan lahan.

Secara ekonomi, menurut perhitungan saya, membuka jalan berbayar di Aceh tidak menguntungkan, terutama dalam lima tahun pertama. Justru di situ kehebatan Pemerintah, “memaksa” pengusaha untuk berinvestasi jalan tol di daerah seperti Aceh dan Papua.

Dugaan saya, Pemerintah “memaksa” pengusaha dengan cara subsidi silang. Maksudnya, jika pengusaha itu mau mendapat izin membangun jalan tol di kawasan padat industri, seperti di kota-kota besar, salah satu syaratnya harus mau berinvestasi di daerah yang bukan kawasan industri.

Itu dugaan saya, sekali lagi, dugaan. Atau bisa juga pemerintah membiayai dari sumber APBN untuk “mempersatukan” nusantara. Jika Patih Gajah mada terkenal dengan Sumpah Palapanya, maka Presiden Jokowi terkenal dengan Semesta Berencananya: Tol darat, Tol lautnya.

Terus, lanjut kawan saya itu lagi, jalan tol itukan berbayar, mana mungkin masyarakat kecil dapat menikmatinya. Saya jawab, jalan tol itu kelebihannya tanpa hambatan. Baik itu hambatan macet, hambatan bajing loncat, hambatan bentang alam, dan hambatan-hambatan lainnya.

Tidak semua harus melewati jalan tol. Seperti kawan saya itu, tinggalnya di Kaki Gunung Leuser, lebih satu jam dari Tapaktuan. Untuk apa jalan tol yang rencananya dibangun sampai ke Lampung itu?

Begitu juga saya, kalau tidak penting-penting sekali untuk apa lewat jalan tol. Toh, jalan yang tak berbayar masih ada.

Jalan tol itu untuk yang berpacu dengan waktu. Kalau di kota-kota besar untuk menghindari macet. Kalau kita, jalan biasa belum macet. Salah satu yang penting sekali berpacu dengan waktu adalah pengusaha, petani, nelayan, pelaku UMKM yang mengirimkan hasil produksinya ke luar daerah.

Sebagaimana amanat Pak Presiden dalam sambutan peresmian jalan tol Blang Bintang-Indrapuri,”Saya minta agar jalan tol ini disambungkan dengan sentra-sentra pertanian, pariwisata dan kawasan industri, sehingga betul-betul bermanfaat bagi masyarakat kita di Aceh, dan kita harapkan Aceh menjadi Episentrum perekonomian baru di Pulau Sumatera,” Ungkap Presiden. Saya kira, ada yang sangat prestisius dari pidato Presiden Jokowi.

Pemerintah sudah membangun jalan tol, diperkirakan 2024 Aceh tersambung ke Lampung. Tinggal lagi, bagaimana Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten/Kota merumuskan kebijakan, sehingga setiap daerah memiliki sentra-sentra yang diharapkan Presiden tadi.

Lantas, apa hubungannya sentra-sentra itu dengan jalan tol? Jelas, sangat intim hubungannya. Kalau Aceh menjadi produsen berbagai produk, baik pertanian, kelautan-perikanan, hasil hutan mau di angkut ke Medan atau ke Bakauheni untuk seterusnya entah di eksport atau menuju Jakarta, jalan tol sangat membantu memangkas waktu.

Kalau Pemerintah Aceh serius mengurus peternakan ayam petelor, bukan tidak mungkin jalan tol itu dilewati oleh telor-telor Aceh menuju pasarnya, entah Medan, Padang, dan daerah lain.

Begitu juga sebaliknya, sebagai konsumen, Aceh tidak akan pernah langka bahan-bahan kebutuhan pokok yang disebabkan rusak jalan, pohon tumbang atau jalan longsor.

Idealnya, jumlah barang yang masuk dan yang keluar harus seimbang. Jika kebanyakan yang masuk, tentu jalan tol akan mempercepat kita menjadi masyarakat konsumtif. Mengharapkan lebih banyak yang keluar tentu berlebihan, kecuali telor-telor tadi itu.

Selain telor, Pemerintah juga harus menggalakkan masyarakat menanam Pisang. Kita akan menyaksikan Pisang-pisang Aceh menjadi bahan baku pembuatan Kedapan di Medan, Padang, bahkan Lampung. Atau bisa juga UMKM Aceh akan menembus pasar-pasar Sumatera dan Pulau Jawa.

Tanpa semua itu, barulah saya sepakat dengan kawan tadi itu. Pembangunan jalan tol akan sia-sia. Kasihan Presiden Jokowi yang sudah bersusah payah meresmikannya.

Terakhir, lain kali, kalau Pak Jokowi ke Aceh, ya kasih bocoran dikitlah. Bukan apa-apa, kalau tetiba ada kawan saya meledek, sebagai pendukung fanatik, saya tau harus menjawab apa. Jangan pernah bosan membangun Aceh Pak Jokowi.

Previous Post

Obat Generik KAMI

Next Post

“Apa Salah Pak Jokowi?”

Alja Yusnadi

Alja Yusnadi

Related Posts

Pecco Juara
Kolom AY

Pecco Juara

Juli 10, 2024
Meng-install Kewirausahaan dan Inovasi di Sektor Pertanian
Kolom AY

Meng-install Kewirausahaan dan Inovasi di Sektor Pertanian

Juli 10, 2024
Pening Jokowi
Kolom AY

Pening Jokowi

Juli 10, 2024
Nestapa Empat Pulau
Kolom AY

Nestapa Empat Pulau

Juli 10, 2024
Politisasi Lembaga Kemanusiaan
Kolom AY

Politisasi Lembaga Kemanusiaan

Juli 10, 2024
Erick Tohir dan Adian Napitupulu bersama keluarga pejuang demokrasi (Foto: Fb MB Ventura)
Kolom AY

Adian Tohir

Juli 10, 2024
Next Post
Presiden Jokowi dan istri memakai baju adat Aceh (Foto: Lensaindonesia)

"Apa Salah Pak Jokowi?"

Resen Postingan

Tega, Pemkab Belum Bayar Jasa Non Kapitasi, Begini Kata Anggota DPRK Aceh Selatan

Maret 26, 2025
BI: Total Factor Productivity Harus Naik untuk Capai Pertumbuhan 8 Persen

BI: Total Factor Productivity Harus Naik untuk Capai Pertumbuhan 8 Persen

Maret 17, 2025
Dahlan Iskan (Sumber: Disway.id)

Gemerlap Danantara

Maret 17, 2025
Kongres Luar Biasa

Kongres Luar Biasa

Maret 9, 2025
Bersama Pimpinan Partai Gerindra Aceh

Bersama Pimpinan Partai Gerindra Aceh

Maret 9, 2025
Bersama Mentri Kebudayaan

Bersama Mentri Kebudayaan

Maret 9, 2025
Alja Yusnadi

© 2024 Alja Yunadi - Rumah Menulis AY theme by Eza.

Navigate Site

  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Tentang AY
  • Tentang Situs
  • Daftar Isi
    • CePAY
    • Desa AY
      • BUMDesa
      • Profil Desa
      • Tokoh Desa
    • Feature AY
    • Galery AY
    • Haba AY
    • Jak AY
    • Kolom AY
    • Mata AY
    • Rumeh AY
    • Sahabat AY
    • Wawancara AY
  • Kontak AY

© 2024 Alja Yunadi - Rumah Menulis AY theme by Eza.