• About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
Alja Yusnadi
  • Beranda
  • Tentang AY
  • Tentang Situs
  • Daftar Isi
    • CePAY
    • Desa AY
      • BUMDesa
      • Profil Desa
      • Tokoh Desa
    • Feature AY
    • Galery AY
    • Haba AY
    • Jak AY
    • Kolom AY
    • Mata AY
    • Rumeh AY
    • Sahabat AY
    • Wawancara AY
  • Kontak AY
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Tentang AY
  • Tentang Situs
  • Daftar Isi
    • CePAY
    • Desa AY
      • BUMDesa
      • Profil Desa
      • Tokoh Desa
    • Feature AY
    • Galery AY
    • Haba AY
    • Jak AY
    • Kolom AY
    • Mata AY
    • Rumeh AY
    • Sahabat AY
    • Wawancara AY
  • Kontak AY
No Result
View All Result
Alja Yusnadi
No Result
View All Result
Home Mata AY

Tepuk Tangan di Daud Beureueh

Alja Yusnadi by Alja Yusnadi
September 27, 2020
in Mata AY
0
Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah menghadiri sidang paripurna interpelasi DPRA

Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah menyampaikan jawaban atas interpelasi DPRA (Foto: Acehonline)

0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Alja Yusnadi

Masih tentang sidang interpelasi. Kali ini saya melihat dari salah satu sudut. Sudut anggota DPRA. Sepertinya, forum hari itu benar-benar menjadi milik anggota dewan, terutama pengusul interpelasi.

Pertama sekali, Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah hadir di ruang paripurna. Dia langsung yang membacakan jawaban tertulis itu. Sudah lama Nova tidak menghadiri sidang paripurna DPRA. Ibarat istri yang sudah lama ditinggal suami. Begitulah kerinduan DPRA kepada Plt. Gubernur Aceh.

Kemudian, standing applause selalu riuh di saat anggota DPRA memberikan tanggapan terhadap jawaban Nova. Yang paling riuh itu di saat Samsul Bahri Tiyong menyanggah Nova soal keberadaan Yunita Arafah, perempuan yang diduga sebagai istri kedua Nova.

Sepertinya, “fraksi” balkon kebanyakan diisi oleh pendukung interpelasi. Mereka memberikan dukungan kepada setiap anggota dewan yang berbicara. Sebenarnya pendukung Nova juga ada. Termasuk beberapa mahasiswa.

Agaknya, para pendukung Nova mati kuti sore itu. Lihat saja angota DPRA dari Fraksi Partai Demokrat, Fraksi PPP dan Fraksi PKB-PDA. Tidak bisa berbuat apa-apa. Ketua Fraksi PD mencoba bicara, mengingatkan Ketua DPRA mengenai jadwal sidang yang telah lewat dari waktu yang datur di tatib, tidak digubris.

Kemudian, interupsi Nora—anggota Fraksi PD yang juga ketua DPC PD Aceh Tamiang—dianggap melenceng dari pertanyaan Ketua DPRA. Nora tidak bisa menyelesaikan pembicaraannya.

Dua pimpinan—yang non interplasi– juga hanya bisa melihat Ketua DPRA memimpin sidang. Yang kelihatan itu, Dalimi, Wakil Ketua I, di sela-sela sidang mendampingi Nova untuk keluar ruang sidang.

Keleluasaan adalah milik anggota dewan yang pro interpelasi. Mereka silih berganti menyanggah penjelasan Nova. Hari itu, benar-benar menjadi harinya yang pro interpelasi.

Namun, apakah tepuk tangan itu akan berlanjut dengan langkah positif berikutnya? Di sinilah letak masalahnya.

Bagi DPRA, jawaban 40 halaman itu hanya formalitas, tidak menjawab persoalan. Bagi Plt. Gubernur Aceh sudah cukup untuk menjawab interpelasi, kecuali pertanyaan menyangkut Yunita.

Sebagai tuan rumah, DPRA boleh saja mendapat tepuk tangan yang meriah dalam sidang paripurna interpelasi itu. Namun, di luar, Pemerintah Aceh sedang menyiapkan Peraturan Gubernur terkait dengan APBA 2021.

Multi Years yang mereka persoalkanpun jalan terus.

Keduanya tentu tidak memiliki hubungan langsung. Interpelasi dengan Pergub APBA 2021 dua hal yang berbeda. Namun, tidak bisa dipisahkan sama sekali. Ibarat hukum Newton III, “Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda pertama.”

Ibarat memukul meja, semakin besar tenaga yang digunakan untuk memukul meja, maka semakin sakit tangan terasa. Begitu terus sampai meja yang patah atau tangan yang remuk. Dalam hal ini, saya tidak tahu siapa yang menjadi meja, siapa pula yang jadi pemukul. Bisa saja secara bergantian, eksekutif dan legislatif melakoni keduanya.

DPRA tentu memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga keputusan. Genderang sudah ditabuh, jangan sampai tidak ada satupun yang mereka pertanyakan dapat dibuktikan secara hukum.

Jangan sampai,menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri..[Alja Yusnadi]

Previous Post

Ketika Bu Nova Mencerca Pak Nova

Next Post

Merah Jambu

Alja Yusnadi

Alja Yusnadi

Related Posts

Pecco Juara
Kolom AY

Pecco Juara

Juli 10, 2024
Meng-install Kewirausahaan dan Inovasi di Sektor Pertanian
Kolom AY

Meng-install Kewirausahaan dan Inovasi di Sektor Pertanian

Juli 10, 2024
Pening Jokowi
Kolom AY

Pening Jokowi

Juli 10, 2024
Nestapa Empat Pulau
Kolom AY

Nestapa Empat Pulau

Juli 10, 2024
Politisasi Lembaga Kemanusiaan
Kolom AY

Politisasi Lembaga Kemanusiaan

Juli 10, 2024
Erick Tohir dan Adian Napitupulu bersama keluarga pejuang demokrasi (Foto: Fb MB Ventura)
Kolom AY

Adian Tohir

Juli 10, 2024
Next Post
Pinangki saat mengikuti sidang perdana

Merah Jambu

Resen Postingan

Tega, Pemkab Belum Bayar Jasa Non Kapitasi, Begini Kata Anggota DPRK Aceh Selatan

Maret 26, 2025
BI: Total Factor Productivity Harus Naik untuk Capai Pertumbuhan 8 Persen

BI: Total Factor Productivity Harus Naik untuk Capai Pertumbuhan 8 Persen

Maret 17, 2025
Dahlan Iskan (Sumber: Disway.id)

Gemerlap Danantara

Maret 17, 2025
Kongres Luar Biasa

Kongres Luar Biasa

Maret 9, 2025
Bersama Pimpinan Partai Gerindra Aceh

Bersama Pimpinan Partai Gerindra Aceh

Maret 9, 2025
Bersama Mentri Kebudayaan

Bersama Mentri Kebudayaan

Maret 9, 2025
Alja Yusnadi

© 2024 Alja Yunadi - Rumah Menulis AY theme by Eza.

Navigate Site

  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Tentang AY
  • Tentang Situs
  • Daftar Isi
    • CePAY
    • Desa AY
      • BUMDesa
      • Profil Desa
      • Tokoh Desa
    • Feature AY
    • Galery AY
    • Haba AY
    • Jak AY
    • Kolom AY
    • Mata AY
    • Rumeh AY
    • Sahabat AY
    • Wawancara AY
  • Kontak AY

© 2024 Alja Yunadi - Rumah Menulis AY theme by Eza.